Rabu, 24 Juni 2015

Move On


Dulu aku akui, aku pernah meremehkan proses sesorang move on. Dan mencoba berpikir logis, ngapain sih masih ngarepin orang yang udah nyakitin kamu? Ngapain masih peduli sama orang yang bahkan ndak pernah peduli sama kamu? Pertanyaan itulah yang sering aku kasih ke beberapa temanku yang lagi terpuruk gara-gara gagal move on mulu dan kebetulan juga mau berbagi denganku. Aku dengan gampangnya bilang lupain aja dia. Cari yang lebih baik, masih banyak kok.

Memang benar, waktu itu aku belum ngerti apa-apa tentang move on. Aku masih berpikir pendek dan sederhana. Dan aku nyesel udah pernah meremehkan proses yang nyatanya ndak pernah sesederhana mengucapkannya.

Aku ingin rasanya mengulang masa lalu. Memutar jarum jam ke belakang. Dan memperbaiki semuanya supaya masa depanku yang sedang aku jalani ini sedikit berubah. Tentu saja aku berharap bisa jadi lebih baik dari sebelumnya. Tapi sayang, itu hanga angan yang tak mungkin tercapai. Kenapa? Waktu tak mungkin bergulir mundur, dan jarum jam akan tetap berputar ke depan tidak peduli seberapa besar aku mengharapkannya memberiku kesempatan berputar ke belakang. Aku yang harusnya sadar diri sekarang.

Seketika aku menatap langit. Kau tau apa yang aku lihat? Setitik kecil bintang diantara luasnya jubah hitam langit malam namun ia tetap berpendar indah. Aku tersenyum tipis melihatnya. Seketika dadaku terasa berdesir. Aku ingin berteriak sekuat-kuatnya. Dan menangis sejadi-jadinya. Kenapa namamu masih terpampang dengan rapinya diapit para bintang?

Aku beralih menatap bulan yang masih setia dengan kekalemannya melengkapi suasana malam yang dingin dan sunyi. Kenapa kalian tidak membiarkan nama itu terhapus dari penglihatanku? Aku seolah memprotes apa yang kulihat. Aku juga berharap mendapat beberapa penjelasan kenapa nama itu masih terpatri rapi disana. Siapa yang salah disini? Aku yakin, aku telah melepaskannya. Semenjak hari itu, aku mencoba tak lagi berharap berlebihan pada sesuatu yang tidak mungkin tergapai olehku. Kau tau apa  jawaban yang kudapat? Hening. Angin malam pun tak membantu menjawab kali ini. Mereka serentak memilih bungkam.

Aku harus move on.

Melupakan yang telah berlalu.

Menyambut apa yang akan datang.

Menjadikannya pelajaran berharga yang memberiku banyak arti.

Melupakan memang tidak pernah sederhana. Melupakan hanya sebuah teori yang tidak bisa terealisasi 100% selama kamu tidak mengalami amnesia. Dan kenapa kita harus memaksakan sesuatu yang tidak bisa kita lakukan? Kita tidak harus melupakan masa lalu. Karena aku sadar karenanya-lah aku masih bisa berdiri sampai disini. Karena masa lalu yang tidak mulus itulah yang mengajarkan aku kekuatan sekarang. Melupakan itu terlalu rumit untukku. Tapi berdamai? Mungkin jauh lebih mungkin dilakukan. Yang bisa aku lakukan hanya berdamai dengan masa lalu, karena dengan begitu mengingat apa yang pernah terjadi tidak terasa menyakitkan lagi. Berdamai dengan masa lalu yang selanjutnya akan kusebut move on. Iya, move on yang cukup rumit dan tak bisa aku remehkan begitu saja. Move on yang ndak segampang mengucapkan dua kata itu. Move on adalah sesuatu yang harus dilakukan ketika kamu memutuskan menyambut masa depanmu dan berdamai dengan masa lalumu.

Itu move on!

Aku kembali menatap langit. Dan kini aku merasa jauh lebih tenang. Nama itu masih ada disana, aku tidak tau kapan dan bagaimana dia akan terhapus. Tapi itu tak lagi membuatku resah. Hatiku masih berdesir, tapi seketika ketenangan juga menyergap masuk. Terima kasih untuk segala kebahagiaan dan senyuman yang pernah kurasakan karena kehadiranmu. Jika bukan kamu? Mungkin tak akan pernah sama jadinya.

Bagaimana selanjutnya?

Aku tidak mengerti perasaan ini bertumpu pada siapa sekarang. Yang pasti aku akan terus berusaha mencintai dan lebih mencintai lagi penciptaku meskipun cintaku tak akan pernah bisa menyaingi bahkan tidak ada apa-apanya dibanding rasa cinta-Nya kepadaku. Kau tau? Aku merasa lebih kuat sekarang. Aku akan mewujudkan semua mimpiku terlebih dulu sambil memantaskan diri untuk seseorang yang telah disiapkan untukku nantinya. Bukankah semua manusia diciptakan berpasangan? Semua ada waktunya. Dan aku yakin Allah akan mengatur semuanya dengan sedemikian indahnya.

Aku percaya itu.

Untukmu, yang namanya bersanding dengan namaku di Lauh Mahfuzh.
Aku menantimu. Selalu. Allah pasti akan mempertemukan aku dan kamu di waktu yang tepat. Di keadaan yang terbaik menurut-Nya. Dan cara yang terindah menurut-Nya. Aku akan bersabar:) Karena aku yakin takdir, jodoh dan rejeki yang ditentukan Allah tak akan pernah tertukar...

-^-^-

Ndak tau kenapa lagi pengen nulis ginian. Agak alay ya bahasanya? Maafkan:") Cuma lagi nurut aja mumpung hati sama otak lagi singkron haha:D Btw, ini curhatan. Ya! Maklum kan suka masih labil buat move on wkwk.

Semoga bermanfaat:)
Thanks♡
Mia
062415

0 komentar:

Posting Komentar