Kisah Katak yang Tuli
Di sebuah negeri katak yang makmur hiduplah seekor katak sederhana yang tuli. Banyak
teman-temannya yang mengolok-olok kekurangannya setiap hari, tetapi dia tak
pernah sedih. Justru dia merasa memiliki kelebihan karena tak pernah mendengar
perkataan yang menyakitkan hatinya. Dia tak pernah mengeluh sedikitpun.
Sampai akhirnya di suatu hari dia melihat sebuah sayembara
tertempel di batang pohon dekat sungai. Para katak berkerumun di depan
sayembara itu. Rupanya si katak tuli pun ikut tertarik ingin melihat sayembara
itu.
“Ada apa, ya? Kok rame-rame begitu?” kata si katak tuli
sambil perlahan mendekat ke sayembara itu.
Semua katak yang berkerumun langsung membubarkan diri ketika
si katak tuli berada di tengah-tengah mereka. Namun si katak tuli tak perduli. Justru
dia senang mereka membubarkan diri karena dia tak perlu berdesakan melihat
sayembara itu.
Ternyata itu sayembara dari Baginda Raja di Istana. “Barang siapa yang mampu memanjat menara istana
sampai puncak dan mengambil mahkota Raja yang diambil oleh burung kakak tua,
akan mendapatkan hadiah besar dari Baginda Raja.”
Sang katak bertekad untuk mengikuti sayembara itu. Dia ingin
membuktikan bahwa dirinya tak bisa diremehkan.
Akhirnya, hari pertandingan itu tiba. Semua katak tangguh
berkumpul di bawah menara istana. Sang Baginda Raja berharap cemas jika tak ada
satupun katak yang berhasil. Tetapi detik selanjutnya semua pandangan tertuju
pada satu titik- si katak tuli. Mereka menertawakan, mengolok-olok, dan
meremehkan si katak tuli. “Bagaimana bisa dia menang? Dia hanya katak yang
tuli.”
“Kau tak mungkin menang, tuli!”
“Ya, mana mungkin kau bisa mendengar bunyi terompet tanda
dimulai.”
“Aku lebih hebat darimu, lebih baik kau menyerah saja.”
Semua katak telah bersiap di bawah menara. Memandang remeh ke
arah katak tuli. Sampai akhirnya terompet tanda dimulainya sayembara ditiup. Semua
katak langsung meloncat mulai memanjat menara. Tapi katak tuli, dia tak tau
kalau sayembara telah dimulai. Dan dia menempati posisi paling akhir.
Semua katak bersorak menyemangati katak jagoan mereka. Tapi semuanya
meremehkan katak tuli. Mereka terus saja mengolok-olok.
“Sudahlah, tuli! Untuk apa kau ikut sayembara ini. Kau tak
mungkin menang. Menyerahlah, tuli!”
“Kau akan jatuh, tuli. Kau akan jatuh!”
Setengah dari menara itu telah terlewati. Tapi secara
perlahan, satu per satu katak jatuh dari menara itu. Si katak tuli masih tak
perduli dengan olok-olok katak lain, dia masih berusaha mencapai puncak.
Kini tertinggal dua katak di menara itu. Si katak tuli dan
katak yang paling tangguh. Posisi mereka seimbang.
“Aku yang akan menang! Kau lihat saja.” Katak yang tangguh
menyombongkan diri. Si katak tuli hanya tersenyum melihat ambisi si katak
tangguh.
Katak yang tangguh sangat berambisi ingin cepat sampai puncak.
Dia ingin segera menang. Tapi dia lupa satu hal, hati-hati. Sang katak tangguh
tak memperhatikan pijakannya. Dia terpeleset dan akhirnya jatuh.
Kini tinggal si katak tuli. Katak yang berada di bawah tak
henti-hentinya mengolok-olok si katak tuli agar terjatuh. Mereka tak rela jika
si tuli yang harus menang. Si katak tuli tetap tenang dan santai sampai berada
di puncak menara dan mengambil mahkota Raja. Dia turun dengan perlahan lalu
meyerahkan mahkota itu pada Baginda Raja.
Sang Raja pun menepati janjinya. Dia memberikan hadiah sesuai
dengan perjanjian di sayembara itu. Raja juga berterima kasih kepada si katak
tuli dan memerintahkan kepada rakyatnya agar tak lagi mengolok-olok si katak
tuli.
Akhirnya, si katak tuli hidup tanpa mengucilan lagi dan
bahagia selamanya.
***
Pesan moral:
1. Jangan pernah dengarkan orang lain yang meremehkan dirimu dan mengolok-olok kekuranganmu. Terimalah dirimu apa adanya. Karena Tuhan Yang Maha Adil selalu memberikan kebahagiaan dibalik kesedihan.
2. Saat kita ingin sukses, terkadang banyak orang yang tidak ingin melihat kita sukses. Mereka iri. sehingga mereka sering menghasut agar kita pesimis. Contohlah katak tuli, karena dia tuli dan tak bisa mendengar olok-olokan orang lain, dia berhasil sampai puncak menara:)
~~~
Cerita ini sudah pernah di publikasikan oleh salah satu fanpage cerita inspirasi. Hanya saya ketik ulang, semoga bisa menginspirasi teman-teman yang membacanya. Terima kasih:)
1. Jangan pernah dengarkan orang lain yang meremehkan dirimu dan mengolok-olok kekuranganmu. Terimalah dirimu apa adanya. Karena Tuhan Yang Maha Adil selalu memberikan kebahagiaan dibalik kesedihan.
2. Saat kita ingin sukses, terkadang banyak orang yang tidak ingin melihat kita sukses. Mereka iri. sehingga mereka sering menghasut agar kita pesimis. Contohlah katak tuli, karena dia tuli dan tak bisa mendengar olok-olokan orang lain, dia berhasil sampai puncak menara:)
~~~
Cerita ini sudah pernah di publikasikan oleh salah satu fanpage cerita inspirasi. Hanya saya ketik ulang, semoga bisa menginspirasi teman-teman yang membacanya. Terima kasih:)
0 komentar:
Posting Komentar