“Aku ingin kau tetap
menantiku sampai takdir akan mempertemukan kita kembali. Karena aku akan
kembali untukmu, Nes. Hanya untukmu…”
*-*-*
Matahari bertengger di atas sana
dengan gagahnya. Menyorotkan sinar paling terang yang pernah aku tau. Tapi aku
tidak peduli betapa panasnya cuaca siang ini. Sebuah pohon yang berdiri tegak
dan berdaun rindang telah menaungiku dari panas sang surya.
Aku
mengedarkan pandanganku ke depan. Menerawang jauh angkasa biru yang luas itu.
Aku terduduk di atas bukit mungil yang terbungkus karpet hijau ini sambil
memeluk lututku. Angin yang berhembus kubiarkan memainkan rambutku yang sengaja
terurai. Rumput-rumput liar yang mulai meninggi ikut bergoyang menurut angin.
Aku suka suasana ini…